BANDA ACEH, 10 Oktober 2024 – Di tengah kekhawatiran global tentang perubahan iklim, generasi muda Aceh berkumpul untuk mengikuti acara Literasi Aksi Iklim untuk Kawula Muda 2024, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan nyata terkait isu lingkungan. Acara yang diselenggarakan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Aceh bekerja sama dengan Departemen Fisika FMIPA USK ini berlangsung di Auditorium Multipurpose FMIPA USK pada 8-9 Oktober 2024.
Upacara pembukaan dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG dan Wakil Presiden SERCOM Organisasi Meteorologi Dunia. Dalam pidatonya, Dr. Ardhasena menekankan bahwa perubahan iklim adalah tantangan yang tidak bisa diabaikan dan bahwa kolaborasi antara generasi muda dan lembaga ilmiah sangat penting untuk mengatasi isu ini. “Kita perlu mendidik generasi muda untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka,” ujarnya, mengajak para peserta untuk aktif terlibat dalam tindakan yang berdampak positif bagi lingkungan.
Acara ini diikuti oleh lebih dari 150 peserta, termasuk mahasiswa dari berbagai program studi di Universitas Syiah Kuala (USK) dan anggota komunitas lingkungan. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kemitraan, dan Bisnis USK, Prof. Dr. Ir. Taufiq S., M.Eng., IPU, juga menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. “Partisipasi aktif generasi muda dalam aksi iklim adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan dan pemerintah sangat penting untuk membangun kesadaran di kalangan generasi muda.
Acara ini tidak hanya berfokus pada seminar, tetapi juga melibatkan tindakan nyata. Peserta diajarkan cara memilah sampah dan menyimpannya di Bank Sampah USK. Pembuatan ecobrick menjadi salah satu kegiatan utama yang menyoroti inovasi dalam pengelolaan sampah plastik. Kegiatan ini mengajarkan peserta bahwa sampah plastik dapat didaur ulang menjadi bahan bangunan yang berguna, sehingga mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Selain itu, diadakan lomba desain poster digital tentang aksi iklim, yang mendorong kreativitas peserta untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu lingkungan.
Sebagai bagian dari acara, dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama (PKS) dan Implementasi Perjanjian (IA) dengan Departemen Fisika, Biologi, dan Kimia, serta nota kesepahaman (MoU) dengan STIK Pante Kulu. Penandatanganan ini menunjukkan komitmen kedua lembaga untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak. Melalui kolaborasi ini, diharapkan program pendidikan dan riset yang mendukung tindakan lingkungan di Aceh akan terus berkembang.
Peserta juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para ahli di bidang lingkungan. Sesi tanya jawab diadakan setelah seminar, memungkinkan mahasiswa untuk menggali lebih dalam isu-isu lingkungan yang relevan serta solusi yang dapat diterapkan di tingkat lokal. Diskusi ini menciptakan suasana interaktif di mana ide-ide baru dan inovatif dapat muncul, meningkatkan keterlibatan peserta.
Sebagai bagian dari acara, juga diluncurkan aplikasi e-Tikbroh.yak. Aplikasi ini bertujuan untuk memfasilitasi pengelolaan sampah melalui pemilahan yang tepat dan integrasi, sekaligus memberikan edukasi lingkungan kepada penggunanya. Dengan e-Tikbroh.yak, masyarakat dapat dengan mudah mengelola sampah mereka dan berkontribusi dalam pengolahan sampah menjadi produk ramah lingkungan. Melalui aplikasi ini, pengguna akan menerima informasi tentang cara memilah sampah dengan benar dan lokasi pengumpul sampah yang dapat dihubungi. Diharapkan aplikasi ini dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Acara Literasi Aksi Iklim untuk Kawula Muda 2024 bukan hanya sebuah acara, tetapi sebuah gerakan yang menekankan pentingnya kesadaran dan tindakan nyata terhadap perubahan iklim. Dengan menggabungkan teknologi, pendidikan, dan partisipasi komunitas, acara ini menempatkan generasi muda Aceh di garis depan upaya untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan dan mendorong perubahan positif di komunitas mereka. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan seperti ini, diharapkan generasi muda Aceh dapat menjadi pelopor dalam aksi iklim dan memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya pelestarian lingkungan di masa depan.
One response
I really like your writing style, superb information, appreciate it for posting : D.